|
Padda oryzivora (motret jepretannya Praja) |
Pagi itu (Ahad, 22 April 2012) bertepatan dengan hari Bumi,
saya sudah rapi dengan baju batik dan bersiap melajukan Pitoru (pit ontel biru)
milikku. Menuju nol kilometer kota Yogyakarta, saya pun menyambut hari itu
dengan semangat ^_^ . Memang agenda hari Ahad ini sudah diagendakan jauh-jauh
hari oleh pengurus KPB Bionic UNY dengan tujuan pengamatan si mungil Gelatik Jawa
di Hotel Melia Purosani. Tema pengamatan kali ini adalah
“Sing Nonton Manuk,
Sing Batikan Kae Loh”. Berdasarkan tema tersebut, maka semua peserta diharuskan
menggunakan batik.
Pukul 7.30 rombongan yang mulanya berjumlah 4 orang
bertambah hingga 12 orang (dan saya peserta termuda (tapi bo’ong :P). Riuh ramai
suasana nol kilometer waktu itu menambah semarak Ahad pagi.
Saatnya berjalan, walet linchi masih berterbangan di langit
Malioboro. Berjalan ke arah timur, cucak kutilang sedang asyik mencari rejeki
di lantai halaman Benteng Vredreburg. Sampai di Taman Budaya Yogyakarta, dua kipasan
belang menampilkan atraksi ekor kipasnya yang unik. Berjalan menyusuri
keramaian pasar Bringharjo, sampailah kami di lokasi, yaitu belakang Hotel
Melia Purosani. Di sana kami cuman nongkrong, menunggu adanya si burung ber”bibir”
pink bersliweran. Ternyata, Yess!! Lebih dari sepuluh ekor Padda oryzivora juga nongkrong di bawah atap hotel. Hmm, mereka
memang burung elit.
Padda oryzivora
atau Gelatik Jawa merupakan burung endemik atau diketahui hanya hidup di Jawa,
Kangean, dan Bali. Status Gelatik Jawa termasuk dalam daftar merah IUCN rentan (
www.kutilang.or.id).
|
hasil digiscoping : Kutilang |
|
Digiscoping nggak jelas |
|
Nginceng pake monokuler |
|
Sing Nonton Manuk, Sing Batikan Kae Loh |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar