narsis deh :D |
Sampai jam 7 belum juga berangkat ke Tritis, masih menunggu Rina Septuningsih. Dan, taraa.. Jam 7 lebih sekian personel sudah lengkap. Dan, taraa lagi.. empat orang saja yang berangkat (Aku, Munifah, Rina, Mas Helmy). Tak apalah, yang penting Now, Go to Tritis!!! Ayee...
Tritis merupakan salah satu kawasan yang termasuk wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Terletak di sebelah barat Turgo, kawasan Tritis banyak dipenuhi bermacam tumbuhan. Sampai di Tritis, motor dititipkan ke warga lalu kami berjalan, berhenti, menengadah dan mengeluarkan senjata pamungkas yaitu binocular. Perjalanan awal kami disambut cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), banyak burung KCB alias Kacamata Biasa alias Zosterops palpebrosus, lalu ada Gelatik-Batu Kelabu (Parus major). Memang, kawasan Tritis dipenuhi bermacam tumbuhan, nyatanya selama perjalanan samping kanan kiri jalan hanya ada tumbuhan (so what?). Kata yang dituakan dan memang sudah tua (Hehe, peace ^^v), di Tritis ada 10 macam jenis bambu yaitu bambu petung, bambu apung, dan bambu-bambu lainnya. Tambah lagi isi otakku, hehe.
Burung memang objek utama dalam BW. Yah, namanya BirdWatching artinya pengamatan burung, walau WB adalah semangat kami (WB is Warung Bakso). Upz.. ngelantur! Meski burung objek utama, tapi masih saja bekerja sambilan. Ada yang hunting kupu, liat anggrek, liat paku-pakuan, sampai narsis-narsisan pun selalu dilakukan. Perjalanan dilanjutkan terus dan terus, perenjak jawa terlihat beberapa meter dari penglihatan. Ketika mulai menanjak, kami bertemu dengan duet ma(w)ut (Raden dan Prajawan) yang melalui kami. Nah, rombongan bertambah, keenam orang melanjutkan petualangan lagi. Melalui jalan yang dipenuhi Pinus merkusii dan bambu yang menjuntai, beberapa spesies kembali terlihat. Ada madu-sriganti, cica kopi, bondol jawa, dan lain-lain (Lupa @.@). Ohya, di tengah perjalanan terdapat “perdebatan” seru bukan saru antara Bung Raden dan Mas Helmy, mereka bingung ngident apakah itu sikatan burik atau sikatan bubik karena awalnya burung itu bla bla bla tapi kok bla bla bla....
Selanjutnya, sembari meneriakkan kata penyemangat : Mulih mangan bakso!! Mie bakso mie bakso!!, sampailah kami di puncak Tritis (tepatnya 10 menit lagi sampai di puncak). Hore!! Sesi foto-foto lagi. Asyiikk...
Jam sudah menunjukkan pukul 13.00, kami pun mulai turun. Hingga akhirnya sholat zuhur lalu dilanjutkan makan mie ayam bakso. Nikmatnya, apalagi dapat gratisan dari Bung Raden dan Praja (terimakasih ). Usai maksi alias makan siang, aku dan Munifah pulang berboncengan motor. Dengan agak nggaya, aku menarik gas dengan cukup kencang, tapi tiba-tiba... Bebebebeb.. Oh No!! Motorku ngadat. Di-slah bolak balik nggak bisa. Aku cari bantuan ke orang-orang sekitar, alhamdulillah yah sesuatu, ada yang mau mbantuin. Kami menunggu di kursi panjang pinggir rumah masnya. Tepat di samping rumahnya, ternyata ooh ternyata ada penjual burung. Terlihat banyak gelatik batu-kelabu, anis gunung, dan lain-lain. Emm, kasihan. Bukankah indah kicau burung dan warnanya dapat dinikmati tanpa mengekang? Fiuh..
Next, setelah motor bisa nyala, kami segera ke BBC. Ndet, werr, ndet, werr.. begitu kira-kira motorku sekarang bunyinya. Dan akhirnya sampai juga di BBC. Horee!!
diskusi : sikatan bubik atau burik yaa?? |
menuju puncak |
taman bunga ^^v |
tebak gambar : yang mana punya Praja ? |
puncak berkabut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar