Senin, 19 Maret 2012

Si Anggrek Bulan Yang Memesona

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Indonesia sendiri memiliki 3 bunga nasional yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993, yaitu bunga melati (Jasminum sambac) sebagai puspa bangsa, bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai puspa langka, dan bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona.
Penobatan Phalaenopsis amabilis sebagai “puspa pesona” tidaklah berlebihan, karena tampilan bunganya memang cantik dan anggun. Bentuk bunga Phalaenopsis sangat khas, menyerupai kupu-kupu. Oleh sebab itu, anggrek ini diberi nama Phalaenopsis (Phalaina berarti lebah atau kupu-kupu, sedangkan opsis artinya penampakan) dan amabilis (cantik atau indah). Untaian bunganya yang memanjang dan menjuntai kedepan menambah daya tarik pesonanya. Warnanya putih bersih dan susunan perhiasan bunganya membulat seperti bulan. Sifat bunganya yang mekar serempak merupakan kriteria unggulan yang diinginkan para pemulia tanaman hias. Di Indonesia, anggrek ini biasanya dikenal dengan nama anggrek bulan (Moon Orchid), tetapi masyarakat dunia lebih suka menyebutnya sebagai anggrek lebah (Moth Orchid).
Sejarah Penamaan
Jenis Phalaenopsis yang pertama kali ditemukan adalah Phalaenopsis amabilis (L.) Bl. di Ambon (Maluku) pada tahun 1750. Dalam buku Herbarium Amboinense 6:99, Rumphius memberi nama jenis anggrek ini sebagai Angraecum album-majus. Di waktu yang bersamaan, pada tahun 1752, Peter Osbeck membawa spesimen jenis yang sama dari Jawa Barat dan diidentifikasi oleh Linnaeus sebagai Epidendrum amabile, seperti diterbitkan dalam Species Plantarum (1753), tanpa mengetahui publikasi yang terdahulu dari Rumphius. Pada tahun 1814, Roxburg juga mengidentifikasi jenis ini sebagai Cymbidium amabile. Namun pada tahun 1825 Blume memasukkan tumbuhan ini ke dalam marga Phalaenopsis dan diberi nama Phalaenopsis amabilis, seperti dipublikasikan dalam “Bijdragen (p.294)”. Nama tersebut disepakati oleh para ahli taksonomi sebagai nama yang valid dan dipakai hingga sekarang.
Karakteristik Morfologi
Anggrek bulan termasuk anggrek epifit monopodial yang tumbuh menjuntai. Batangnya sangat pendek dan terbungkus oleh seludang daun. Daunnya berjumlah kurang dari 5 helai, berwarna hijau, tebal, berdaging, berbentuk lonjong bulat telur sungsang atau jorong, melebar di bagian ujungnya, berujung tumpul, atau sedikit meruncing, dengan panjang 20-30 cm dan lebar 5-8 cm. Akar-akarnya berbentuk bulat memanjang serta berdaging, bercabang, berwarna putih dan hijau di bagian ujungnya. Bunga tersusun dalam tandan dan kadang-kadang bercabang dengan panjang karangan bunga mencapai 50 cm yang tumbuh menjuntai. Setiap tangkai mendukung 10-12 kuntum bunga dengan daun penumpu 5 mm berbentuk segitiga. Bunganya cukup harum dan waktu mekarnya lama. Perhiasan bunga tersusun membulat, dengan diameter 6-10 cm atau lebih, dan mahkotanya bertumpang tindih dengan kelopak tersusun membundar. Warna bunga putih bersih dengan sedikit variasi kuning dan bintik kemerahan di bibir bunga. Bibir kedua cuping sampingnya tegak melebar dan bagian tepi depannya berwarna kuning dengan garis kemerahan. Buah berbentuk bulat lonjong, berukuran 7,5 x 1,3 cm.
Habitat dan Persebaran
Anggrek ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga pegunungan dan umumnya hidup pada ketinggian 50-600 m dpl, namun kadang kala dapat berkembang dengan baik pada ketinggian 700-1.100 m dpl. Tanaman ini tumbuh epifit atau menempel di pohon-pohon yang cukup rindang dan menyukai tempat-tempat yang teduh serta lembap, terutama di hutan basah dengan curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Walau tumbuh di daerah tropis, tetapi anggrek ini membutuhkan sedikit cahaya matahari (12.000-20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya, karena tidak tahan terhadap sengatan matahari langsung. Kelembapan udara yang diperlukan ratarata 70-80% dengan suhu udara hangat di bawah 290C. Anggrek ini tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Indonesia, Filipina, hingga Papua Nugini dan Australia.
Budidaya
Phalaenopsis bisa ditanam dalam pot atau ditempelkan pada batang pohon, lempengan pakis, maupun kepingan kayu. Pot yang digunakan bisa berupa pot tanah liat atau pot plastik dengan memodifikasi media tumbuhnya. Pada prinsipnya, anggrek memerlukan kelembapan tinggi, namun tidak menyukai kadar air yang berlebihan. Sirkulasi udara juga harus lancar agar tidak timbul penyakit. Pot harus diberi lubang pada bagian bawah dan samping agar tidak ada air yang tersimpan. Media yang digunakan dapat berupa pecahan genting, arang, dan cacahan pakis. Media tersebut hanya digunakan untuk tempat menempel dan membantu berdirinya tanaman, sedangkan nutrisi diperoleh dari pemupukan yang dilakukan dengan cara penyemprotan. Teknik pemberian pupuk cair yang dialirkan dalam talang ke pot-pot berisi Phalaenopsis seperti sistem hidroponik, cukup baik hasilnya.
Anggrek ini memiliki karakter tumbuh monopodial, sehingga tidak menghasilkan anakan ke samping. Dalam hal ini, perbanyakan Phalaenopsis akan lebih efektif jika dilakukan secara generatif daripada vegetatif. Proses perkecambahan biji dilakukan di laboratorium, yaitu dalam media agar-agar buatan yang dilakukan secara steril. Biji anggrek kecil berupa serbuk tidak memiliki cadangan makanan (endosperm), sehingga
perlu dibantu dengan penambahan unsur hara makro, mikro, vitamin, dan gula yang diperlukan untuk perkecambahan. Unsur hara paling sederhana yang dapat digunakan untuk mengecambahkan biji anggrek adalah pupuk daun Hyponex, namun secara umum media anggrek standar yang banyak digunakan adalah Vacin & Went dan Knudson C. Media tersebut dapat dimodifikasi dengan penambahan bahan organik seperti air kelapa, tomat, tauge, kentang, atau ubi.
Hibrida Anggrek Bulan
Hibrida Phalaenopsis, pemanfaatannya lebih banyak untuk tanaman pot (pot plant) yang diciptakan sesuai dengan selera konsumen, baik dari segi warna, ukuran, maupun bentuk bunganya. Sampai saat ini, sudah banyak hibrida Phalaenopsis yang dihasilkan baik melalui persilangan antar spesies (interspecific hybrid) maupun antar genera (intergeneric hybrid). Berikut ini beberapa nama silangan Phalaenopsis yang pernah dilakukan baik sebagai interspecific hybrid maupun intergeneric hybrid.


Sumber : http://pai.or.id/artikel/6-spesies/6-phalaenopsis-amabilis-bunga-nasional-indonesia.html 
Senin, 28 Juni 2010 12:12 | Oleh: Ir. Dwi Murti Puspitaningtyas, M.Sc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar