Ada cerita lucu yang kualami karena FB. Kejadiannya tanggal 29 Februari 2012, mbak sepupuku –Mbak Naning- melahirkan anak yang kedua. Dia tinggal di Jogja, sedangkan suaminya –Mas Heri- berada di Tangerang karena pekerjaan. Malam itu aku update status :
Alhamdulillah, ponakanku lahir..
Umurnya iritt, hehe
Smoga menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat untuk semuanya ^__^
Aamiin
Aku pikir wajar-wajar saja update-an statusku, secara sangat jarang tanggal 29 Februari di penanggalan kalender Masehi. Kalaupun ada, hanya terjadi 4 tahun sekali. Yah, maklumlah usia setahunnya bumi kan 365 ¼ hari berdasar perhitungannya Julius Caesar. Balik ke persoalan tadi, ternyata update-an statusku itu disalahartikan oleh Mas Heri. So, dia pikir maksudnya “irit” terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada bayinya. Dia panik dalam perjalanan menuju Jogja. Dia telpon istrinya.
- “Dek, nek bayine ra kenopo-kenopo to?”
+ “Ora kok, rapopo.”
- “Tenane, ora ngapusi loh dek?Lha saiki ningndi?”
+ “Ora popo kok mas, tenan. Saiki lagi dipakpungi.”
- “Lha kok diadusi ngopo?”
+ “Lha cen kudune diadusi to, mosok ra diadusi.”
Ckckck, aku merasa nggak enak dengan Mas Heri saat mendengar cerita dari Budhe (ibu Mbak Naning), karena status FB-ku dia panik bukan main.
Mulai sekarang, harus hati-hati dalam bermain bahasa ketika membukan tampilan Facebook.
Bantul, 9 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar